PROVINSI BANGKA BELITUNG
A. Profil Provinsi Bangka Belitung
Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung (disingkat Babel) adalah sebuah provinsi di Indonesia yang
terdiri dari dua pulau utama yaitu Pulau Bangka dan Pulau Belitung serta
pulau-pulau kecil seperti P. Lepar, P. Pongok, P. Mendanau dan P. Selat Nasik,
total pulau yang telah bernama berjumlah 470 buah dan yang berpenghuni hanya 50
pulau. Bangka Belitung terletak di bagian timur Pulau Sumatera, dekat dengan
Provinsi Sumatera Selatan. Bangka
Belitung dikenal sebagai daerah penghasil timah, memiliki pantai yang indah dan
kerukunan antar etnis. Ibu kota provinsi ini ialah Pangkalpinang. Pemerintahan
provinsi ini disahkan pada tanggal 9 Februari 2001. Setelah
dilantiknya Pj. Gubernur yakni H. Amur Muchasim, SH (mantan Sekjen Depdagri)
yang menandai dimulainya aktivitas roda pemerintahan provinsi.
Selat Bangka memisahkan
Pulau Sumatera dan Pulau Bangka, sedangkan Selat Gaspar memisahkan
Pulau Bangka dan Pulau Belitung. Di bagian utara provinsi ini terdapat Laut Cina Selatan, bagian
selatan adalah Laut Jawa dan
Pulau Kalimantan di bagian
timur yang dipisahkan dari Pulau Belitung oleh Selat Karimata.
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebelumnya
adalah bagian dari Sumatera Selatan, namun menjadi
provinsi sendiri bersama Banten dan Gorontalo pada
tahun 2000. Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung didirikan berdasarkan Undang-Undang Nomor 27 Tahun
2000 Tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tanggal 21 November 2000 yang
terdiri dari Kabupaten Bangka, Kabupaten Belitung dan Kota Pangkalpinang. Pada
tahun 2003 berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 tanggal 23 Januari 2003 dilakukan
pemekaran wilayah dengan penambahan 4 kabupaten yaitu Bangka Barat, Bangka Tengah, Bangka Selatan dan Belitung Timur. Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung merupakan pemekaran wilayah dari Provinsi Sumatera Selatan.
Keadaan alam Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
sebagian besar merupakan dataran tinggi, lembah dan sebagian kecil pegunungan
dan perbukitan. Ketinggian dataran rendah rata-rata sekitar 50 meter di atas
permukaan laut dan ketinggian daerah pegunungan antara lain untuk Gunung Maras
mencapai 699 meter di Kecamatan Belinyu (P. Bangka), Gunung Tajam Kaki
ketinggiannya kurang lebih 500 meter diatas permukaan laut di Pulau Belitung.
Sedangkan untuk daerah perbukitan seperti Bukit Menumbing ketinggiannya
mencapai kurang lebih 445 meter di Kecamatan Mentok dan Bukit Mangkol dengan ketinggian
sekitar 395 meter di atas permukaan laut di Kecamatan Pangkalan Baru.
Daerah Kepulauan Bangka Belitung dihubungkan
oleh perairan laut dan pulau-pulau kecil. Secara keseluruhan daratan dan
perairan Bangka Belitung merupakan satu kesatuan dari bagian dataran Sunda,
sehingga perairannya merupakan bagian Dangkalan Sunda (Sunda Shelf)
dengan kedalaman laut tidak lebih dari 30 meter.
Sebagai daerah perairan, Kepulauan Bangka
Belitung mempunyai dua jenis perairan, yaitu perairan terbuka dan perairan semi
tertutup. Perairan terbuka yang terdapat di sekitar pulau Bangka terletak di
sebelah utara, timur dan selatan pulau Bangka. Sedangkan perairan semi tertutup
terdapat di selat Bangka dan teluk Kelabat di Bangka Utara. Sementara itu
perairan di pulau Belitung umumnya bersifat perairan terbuka.
Di samping sebagai daerah perairan laut, daerah
Kepulauan Bangka Belitung juga mempunyai banyak sungai seperti : sungai Baturusa, sungai Buluh, sungai Kotawaringin, sungai Kampa, sungai Layang, sungai Manise dan sungai Kurau.
Di Kepulauan Bangka Belitung tumbuh
bermacam-macam jenis kayu berkualitas yang diperdagangkan ke luar daerah
seperti: Kayu Pelawan, Kayu Meranti, Ramin, Mambalong, Mandaru, Bulin dan
Kerengas. Tanaman hutan lainnya adalah: Keramunting, buk-buk, Mate Ayem, Kapuk,
Jelutung, Pulai, Gelam, Meranti rawa, Mentagor, Mahang, Bakau dan lain-lain.
Hasil hutan lainnya merupakan hasil ikutan terutama madu alam dan rotan. Madu
Kepulauan Bangka Belitung terkenal dengan madu pahit.
Fauna di Kepulauan Bangka Belitung lebih
memiliki kesamaan dengan fauna di Kepulauan Riau dan semenanjung Malaysia daripada
dengan daerah Sumatera. Beberapa
jenis hewan yang dapat ditemui di Kepulauan Bangka Belitung antara lain: Rusa, Beruk,
Monyet, Lutung, Babi Hutan, Trenggiling,
Musang, Burung Keruak , Elang, Ayam Hutan, Pelanduk Kancil,
berjenis-jenis Ular dan Biawak.
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terbagi atas
tujuh daerah tingkat dua, yaitu:
1.
Kabupaten Bangka (ibukota:
Sungailiat): Sejak masih bergabung dengan Sumatera Selatan maupun setelah
lepas, Kabupaten Bangka merupakan kabupaten dengan jumlah penduduk terbanyak.
Saat lepas dari Sumsel, luas Kabupaten Bangka meliputi 91% luas pulau Bangka
(11.000 km2), namun pada tahun 2003 Kabupaten Bangka dimekarkan menjadi 4
Kabupaten. oleh karena itu, Kabupaten Bangka juga dikenal sebagai Kabupaten
Bangka Induk.
2.
Kabupaten Belitung (Ibukota:
Tanjungpandan: Pada awalnya meliputi seluruh pulau Belitung dan pulau kecil di
sekitarnya, namun pada tahun 2003 dimekarkan menjadi 2 kabupaten.
3.
Kabupaten Bangka Barat (ibukota:
Muntok): Merupakan kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Bangka pada tahun 2003.
Kabupaten Bangka Barat merupakan titik penyebrangan yang menghubungkan Bangka
dengan Sumatera Selatan melalui pelabuhan Mentok yang merupakan salah satu
pelabuhan tersibuk di Indonesia. kota Mentok sendiri merupakan pusat pengolahan
timah Bangka serta tempat Bung Karno, Bung Hatta, Moh. Roem dan pemimpin nasional
lain diasingkan selama masa revolusi mempertahankan kemerdekaan.
4.
Kabupaten Bangka Tengah (ibukota:
Koba): Merupakan kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Bangka pada tahun 2003.
merupakan pusat perikanan Bangka Belitung. sepanjang jalan raya
Pangkalpinang-Koba (60 km) terdapat pantai indah tepat di sisi jalan
terutama di Desa Penyak dan Kurau.
5.
Kabupaten Bangka Selatan (ibukota:
Toboali): Merupakan kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Bangka pada tahun 2003.
Daerahnya meliputi bagian selatan Pulau Bangka, termasuk pulau-pulau kecil
seperti Pulau Lepar, Pulau Pongok dan pulau Nanas. Kabupaten
Bangka Selatan merupakan pusat penghasil beras Kepulauan Bangka Belitung. Juga
merupakan daerah tujuan transmigran dari Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
6.
Kabupaten Belitung Timur (ibukota:
Manggar): merupakan pemekaran Kabupaten Belitung tahun 2003. Tempat ini
merupakan tempat "Laskar Pelangi" yang
ditulis Andrea Hirata.
7.
Kota Pangkal Pinang: merupakan
ibukota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang ditetapkan sejak tahun 2002.
Kota terbesar dan teramai di provinsi ini. sebelumnya merupakan ibukota
kabupaten Bangka, namun pada tahun 1971 ibukota kabupaten Bangka pindah ke
Sungailiat dan kota Pangkalpinang menjadi kota sendiri. Kantor pusat PT. Timah
Tbk. berada di wilayah ini.
B. Keragaman Budaya
1.
Rumah Adat
Rumah panggung,
rumah limas danrumah rakit merupakan rumah tradisional Bangka Belitung. Hampir
sama dengan propinsi lain yang ada di Pulau Sumatera model arsitektur rumah
adat Bangka Belitung berciri arsitektur Melayu. Terdapat tiga macam ciri
arsitektur rumah adat yaitu arsitektur Melayu awal, Melayu Bubung Panjang dan
Melayu Bubung Limas. Arsitektur rumah Melayu Awal berujud rumah panggung kayu
dimana hampir semua bahan material yang di pakai untuk rumah ini berupa kayu,
bambu, rotan, akar pohon, daun-daun atau alang-alang yang banyak tumbuh dan
sangat mudah diperoleh di sekitar pemukiman. Arsitektur rumah
Melayu Awal ini biasanya beratap tinggi dan sebagian atapnya miring. Saat
pembangunan rumah yang berkaitan dengan tiang, masyarakat Kepulauan Bangka Belitung
mengenal falsafah 9 tiang, dimana bangunan rumah yang didirikan memiliki 9 buah
tiang. Tiang utama tempatnya di tengah dan didirikan pertama kali. Kemuduan
atap rumah ditutup dengan daun rumbia. Sementara bagian dindingnya biasanya
dibuat dari bahan pelepah/kulit kayu atau menggunakan buluh (bambu).
2.
Seni Tari
Tari Campak
Tarian Yang Berasal dari Bangka Belitung Sumatera. Tari
Campak merupakan tarian dari daerah Bangka-Belitung. Tari
ini menggambarkan keceriaan bujang dan dayang di Kepulauan Bangka
Belitung. Biasanya dibawakan setelah panen padi atau sepulang dari kebun. Pada perkembangannya tari ini digunakan juga sebagai hiburan dalam
berbagai kegiatan seperti penyambutan tamu atau pada pesta pernikahan di Bangka
Belitung. Tarian ini berkembang pada masa pendudukan
bangsa Portugis di Bangka Belitung. Hal ini bisa dilihat dari
beberapa ragam pada tari Campak antara lain akordion dan pakaian pada
penari perempuan yang sangat kental dengan gaya Eropa. Dibawakan oleh
sepasang muda mudi ” remaja “, tarian ini menggambarkan kecerian bujang dayang
bangka belitung pada saat musim panen atau pun pulang dari kebun.
3.
Senjata Tradisonal
Jika Masyarakat
Jawa memiliki senjata tradisional keris, kujang dan sebagainya. Bangka Belitung
juga memiliki senjata tradisional yaitu parang, kedik dan siwar panjang.
Senjata tradisional merupakan simbolisasi yang ada disetiap daerah Indonesia
(Hanya ada di indonesia yang memiliki keanekaragaman segalanya) yang memiliki
makna khusus atau pesan khusus atau simbol khusus dan sebagainya. Sebagai
negara Indonesia kita patut bangga dengan keberagaman ini.
Parang
adalah Senjata tradisional Bangka Belitung
Parang hampir
menyerupai golol dari betawi namun bukan golok. Parang berbentuk seperti layar
kapal, yang digunakan untuk perkelahian jarak dekat. Ujung parang dibuat berat
dan lebar yang mana fungsi nya untuk meningkatkan beban saat memotong sesuatu,
agar sasaran dapat terpotong dengan cepat.
Kedik
adalah Senjata tradisional Bangka Belitung
Umumnya kedik digunakan sebagai alat pertanian yang biasa digunakan untuk
membersihkan rumput yang tumbuh dibawah tanaman. Fungsinya hampir sama dengan
cangkul, namun kedik berukuran lebih kecil dan bentuk nya bengkok ke kiri.Siwar
Panjang adalah Senjata tradisional Bangka Belitung.
4.
Pakaian Adat Tradisional Bangka
Belitung
Mengenal nama pakaian
adat kepulauan Bangka Belitung. Kepulauan Bangka Belitung merupakan salah
satu bagian provinsi yang ada di Indonesia, dan terdiri dari dua pulau utama
yaitu Pulau Bangka dan Pulau Belitung. Ibu kota provinsi Kepulauan Bangka
Belitung ialah Pangkalpinang. Kain cual merupakan kain adat dari Bangka
Belitung. Bentuk kainnya menyerupai songket dan memiliki motif yang khas.
5.
Lagu Daerah
Miak Serumpun, Bujang Lapok, Men Sahang Lah Mirah
6.
Suku
Suku Melayu Belitung merupakan suku asli, Arab,
dan Jawa
7.
Bahasa
Bahasa yang dipakai adalah bahasa resmi yaitu Bahasa Indonesia dan ada juga yang
menggunakan bahasa Melayu.
C. Objek Wisata
1. Gunung Menumbing
Terletak di daerah Mentok
pada arah Barat Laut Pulau Bangka, Gunung Menumbing ini memiliki ketinggian
sekitar 355 meter dpl. Di Gunung Menumbing jugalah merupakan tempat pengasingan
Bung Karno dan Bung Hatta oleh Belanda pada tahun 1948-1949 di Pulau Bangka.
Ada sebuah wisma yang
masih terawat hingga kini yang menjadi tempat di mana Proklamator RI tersebut
diasingkan.
Wisma pengasingan ini
dijaga oleh keluarga yang adalah pula Abdi Dalem Keraton Yogyakarta dari generasi ke generasi yang dari awal memiliki
tanggung jawab untuk menjaga Bung Karno dan Bung Hatta selama pengasingan di
Bangka.
2. Pantai Parai Tenggiri
Berjarak sekitar 40 km dari
ibukota Provinsi Bangka Belitung, Pangkalpinang, Pantai Parai Tenggiri adalah
pantai paling indah di Bangka Belitung dengan karakter ombak yang lembut dan
permukaan yang landai. Pantai Bangka yang satu ini memiliki panorama yang eksotis dengan
hamparan batu granitnya yang khas. Seperti pantai Bangka lainnya, pantai Parai
Tenggiri juga memiliki bebatuan granit yang berukuran besar dalam aneka bentuk
yang unik dan berjumlah banyak.
Panorama pantai yang indah
dapat Anda saksikan tatkala menaiki bebatuan granit tersebut, menyuguhkan Anda
keindahan Laut Cina Selatan yang teduh. Ada banyak kegiatan wisata menarik yang
dapat dilakukan wisatawan, di antaranya banana boat, parasailing, hingga
snorkel di Parai Tenggiri.
Selain
itu, jika Anda suka memancing di pantai ini, tersedia penyewaan perahu pancing
yang lengkap dengan peralatannya. Salah satu tempat wisata di Bangka Belitung
ini juga dilengkapi dengan fasilitas akomodasi yang lengkap, tersedia hotel
hingga ressort yang dapat Anda tempati serta fasilitas permainan air.
Untuk
dapat masuk, Anda harus membayar tiket masuk Pantai Parai Tenggiri sebesar Rp
25 ribu per orang dan tiket ini nanti dapat ditukarkan dengan makanan atau
minuman yang ada di restoran yang terletak di pinggir pantai.
3. Pulau Memperak
Inilah
keindahan tempat wisata di Belitung yang belum diketahui banyak wisatawan,
namun terkenal akan pesonanya yang memikat. Pulau Memperak terletak di
Kabupaten Belitung Timur, menyuguhkan Anda air laut yang biru kehijauan dan
bersih. Keindahan alam bawah laut di pulau ini adalah satu hal yang tidak boleh
Anda lewatkan. Inilah sebab mengapa Pulau Memperak ini adalah salah satu tempat snorkel di
Bangka Belitung yang mempesona.
Snorkeling
terbaik di pulau ini dapat dilakukan di bagian utara, timur, dan barat Pulau
Memperak. Itulah spot snorkel paling menarik untuk menikmati keindahan terumbu
karang dan aneka makhluk hidup bawah air Pulau Memperak. Dan tak lupa, gunakan
alas kaki tatkala snorkel karena terdapat bulu babi yang tajam. Pulau Memperak
adalah pulau yang sepi, hanya ada penjaga pulau saja yang tinggal dalam rumah
yang dibangun di sana. Oleh karenanya, membawa perbekalan akan sangat penting
untuk menikmati pesona wisata Bangka Belitung yang satu.
4. Pantai Tikus
Pantai
Tikus adalah sebuah pantai di Pulau Bangka yang
masih tergolong alami, cukup terjaga dari gangguan tangan-tangan manusia.
Panorama indah pantai ini terwujud melalui bukit terjal dengan hamparan
bebatuan granit dan air laut yang kebiruan.
Di
puncak bukit, Anda akan menyaksikan adanya sebuah kuil peribadatan yang berdiri
cukup megah dengan pemandangan yang indah. Kuil atau kelenteng ini berbentuk
bulat, menjadi sebuah ciri khas yang ada di Pantai Tikus.
5. Pantai Penyusuk
Inilah
salah satu mutiara indah dari berbagai tempat wisata Bangka Belitungyang menawan. Pantai Penyusuk
terletak di Bangka bagian utara, memiliki panorama pantai yang indah. Anda akan
menjumpai tumpukan batu granit yang seolah membentuk sebuah ceruk di pantai
ini. Ditambah lagi dengan pepohanan hijau yang tumbuh di pesisir pantai serta
keberadaan empat buah pulau yang berjajar indah.
Salah
satu destinasi wisata Bangka Belitung yang juga populer di kalangan masyarakat
Bangka ini memiliki ombak laut yang tenang. Oleh karenanya, berenang dan
bermain air laut di pantai ini adalah kegiatan paling favorit yang dilakukan
banyak orang. Jika Anda ingin singgah di pulau-pulau yang ada di sana, Anda
dapat menyewa perahu nelayan dengan kapasitas hingga 10 orang, kisaran harga Rp
150 ribu hingga 250 ribu.
Pulau
yang paling favorit untuk disinggahi adalah Pulau Lampu karena memegang fungsi
sebagai mercusuar. Di sinilah banyak wisatawan menghabiskan waktunya dengan
berenang dan bermain air laut. Jangan khawatir, terdapat dua buah kamar mandi
untuk membilas tubuh setelah berenang di air laut.
PROVINSI DKI JAKARTA
A. Profil Provinsi DKI Jakarta
Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI
Jakarta) adalah ibu kota negara
Republik Indonesia. Jakarta
merupakan satu-satunya kota di Indonesia yang
memiliki status setingkat provinsi. Jakarta terletak di pesisir bagian barat
laut Pulau Jawa. Dahulu pernah
dikenal dengan nama Sunda Kelapa (sebelum
1527), Jayakarta (1527-1619), Batavia/Batauia,
atau Jaccatra (1619-1942), Jakarta Tokubetsu
Shi (1942-1945) dan Djakarta (1945-1972). Di dunia internasional
Jakarta juga mempunyai julukan seperti J-Town,[9]atau lebih
populer lagi The Big Durian karena dianggap kota yang
sebanding New York City (Big Apple) di Indonesia.[1][2]
Jakarta memiliki luas sekitar 661,52 km²
(lautan: 6.977,5 km²), dengan penduduk berjumlah 10.187.595 jiwa (2011).[10] Wilayah metropolitan
Jakarta (Jabodetabek) yang
berpenduduk sekitar 28 juta jiwa,[8] merupakan
metropolitan terbesar di Asia Tenggara atau
urutan kedua di dunia.
Sebagai pusat bisnis, politik, dan kebudayaan,
Jakarta merupakan tempat berdirinya kantor-kantor pusat BUMN, perusahaan
swasta, dan perusahaan asing. Kota ini juga menjadi tempat kedudukan
lembaga-lembaga pemerintahan dan kantor sekretariat ASEAN. Jakarta dilayani oleh dua bandar udara,
yakni Bandara Soekarno–Hatta dan Bandara Halim Perdanakusuma, serta tiga
pelabuhan laut di Tanjung Priok, Sunda Kelapa, dan Ancol.
Etimologi
Nama Jakarta sudah digunakan
sejak masa pendudukan Jepang tahun
1942, untuk menyebut wilayah bekas Gemeente Batavia yang
diresmikan pemerintah Hindia Belanda pada
tahun 1905.[11] Nama ini
dianggap sebagai kependekan dari kata Jayakarta (Dewanagari जयकृत),
yang diberikan oleh orang-orang Demak dan Cirebon di bawah pimpinan Fatahillah (Faletehan)
setelah menyerang dan menduduki pelabuhan Sunda Kelapa pada tanggal 22 Juni
1527. Nama ini biasanya diterjemahkan sebagai "kota kemenangan" atau
"kota kejayaan", namun sejatinya artinya ialah "kemenangan yang
diraih oleh sebuah perbuatan atau usaha".
Bentuk lain ejaan nama kota ini telah sejak
lama digunakan. Sejarawan Portugis, João de
Barros, dalam Décadas da Ásia (1553) menyebutkan keberadaan
"Xacatara dengan nama lain Caravam (Karawang)". Sebuah
dokumen (piagam) dari Banten (k. 1600) yang dibaca ahli epigrafi Van der Tuuk juga
telah menyebut istilah wong Jaketra,[13] demikian
pula nama Jaketra juga disebutkan dalam surat-surat Sultan Banten[14] dan Sajarah
Banten (pupuh 45 dan 47) sebagaimana diteliti Hoessein Djajadiningrat.[16]Laporan Cornelis de Houtman tahun 1596
menyebut Pangeran Wijayakrama sebagai koning
van Jacatra (raja Jakarta).
Jakarta pertama kali dikenal sebagai salah satu
pelabuhan Kerajaan Sunda yang
bernama Sunda Kalapa (Aksara Sunda: ᮞᮥᮔ᮪ᮓ ᮊᮜᮕ), berlokasi di
muara Sungai Ciliwung. Ibu
kota Kerajaan Sunda yang
dikenal sebagai Dayeuh Pakuan Padjadjaran atau Pajajaran (sekarang Bogor) dapat
ditempuh dari pelabuhan Sunda Kalapa selama dua hari perjalanan. Menurut sumber
Portugis, Sunda Kalapa merupakan salah satu pelabuhan yang dimiliki Kerajaan Sunda selain
pelabuhan Banten, Pontang, Cigede, Tamgara dan Cimanuk. Sunda Kalapa yang dalam
teks ini disebut Kalapa dianggap pelabuhan yang terpenting karena dapat
ditempuh dari ibu kota kerajaan yang disebut dengan
nama Dayo (dalam bahasa Sunda modern: dayeuh yang
berarti "ibu kota") dalam tempo dua hari. Kerajaan Sunda sendiri
merupakan kelanjutan dari Kerajaan Tarumanagara pada abad ke-5 sehingga
pelabuhan ini diperkirakan telah ada sejak abad ke-5 dan diperkirakan merupakan
ibu kota Tarumanagara yang disebut Sundapura.
Pada abad ke-12, pelabuhan ini dikenal sebagai
pelabuhan lada yang
sibuk. Kapal-kapal asing yang berasal dari Tiongkok, Jepang, India Selatan,
dan Timur Tengah sudah
berlabuh di pelabuhan ini membawa barang-barang seperti porselen, kopi, sutra, kain,
wangi-wangian, kuda, anggur, dan zat warna
untuk ditukar dengan rempah-rempah yang
menjadi komoditas dagang saat itu.
Bangsa Portugis merupakan
Bangsa Eropa pertama
yang datang ke Jakarta. Pada abad ke-16, Surawisesa, raja Sunda
meminta bantuan Portugis yang ada di Malaka untuk
mendirikan benteng di Sunda Kelapa sebagai perlindungan dari kemungkinan
serangan Cirebon yang akan
memisahkan diri dari Kerajaan Sunda. Upaya
permintaan bantuan Surawisesa kepada Portugis di Malaka tersebut diabadikan
oleh orang Sunda dalam cerita pantun seloka Mundinglaya Dikusumah, di mana
Surawisesa diselokakan dengan nama gelarnya yaitu Mundinglaya. Namun
sebelum pendirian benteng tersebut terlaksana, Cirebon yang dibantu Demak langsung
menyerang pelabuhan tersebut. Orang Sunda menyebut peristiwa ini tragedi,
karena penyerangan tersebut membungihanguskan kota pelabuhan tersebut dan
membunuh banyak rakyat Sunda di sana termasuk syahbandar pelabuhan. Penetapan hari jadi Jakarta tanggal 22 Juni oleh Sudiro, wali kota
Jakarta, pada tahun 1956 adalah berdasarkan tragedi pendudukan
pelabuhan Sunda Kalapa oleh Fatahillah pada
tahun 1527. Fatahillah
mengganti nama kota tersebut menjadi Jayakarta yang berarti
"kota kemenangan". Selanjutnya Sunan Gunung Jati dari Kesultanan Cirebon, menyerahkan
pemerintahan di Jayakarta kepada putranya yaitu Maulana Hasanuddin dari Banten yang
menjadi sultan di Kesultanan Banten.
B. Keragaman Budaya
1.
Rumah
Adat
Rumah tradisional khas Jakarta
dinamakan Rumah Kebaya. Atapnya berbentuk joglo suatu pertanda ada pengaruh
bentuk rumah tradisonal Jawa. Begitu pula pembagian ruangannya. Ada serambi
depan yang disebut paseban. Tepi paseban dipagari dengan pintu masuk di
tengahnya. Pintu itu diberi ukiran dan tingginya sekitar 80 cm. Sedangkan tepi
atapnya diberi renda seperti kebaya. Paseban berfungsi pula sebagai tempat
ibadah.
Dinding-dinding rumah tradisional
Jakarta (Betawi), terbuat dari panil-panil yang dapat dibuka-buka dan
digeser-geser ke tepi.
Hal ini dimaksudkan untuk
mendapatkan ruangan yang lebih luas, bila suatu waktu diadakan acara selamatan
atau hajatan. Serambi depan dan serambi belakang yang lepas terbuka, merupakan
ciri khas pula dari rumah tradisional Jakarta (Betawi).
2.
Pakaian
Adat
Pakaian adat pria Betawi (Jakarta)
berupa tutup kepala (destar) dengan baju jas yang menutup leher (jas tutup). Ia
juga memakai celana panjang, kain batik yang melingkar pada pinggang dan
sebilah belati terselip di depan perut.
Sedangkan wanitanya memakai baju
kebaya, selendang panjang serta kain yang dibatik.
3.
Tari-tarian
Daerah DKI Jakarta
a.
Tari
Topeng, merupakan sebuah tari tradisoanl
b.
Tari
Yapong, adalah tari persembahan untuk menghormati tamu-tamu negara.
c.
Tari
Serondeng, merupakan tari garapan yang mengambil unsur-unsur gerak tari Wayang
Betawi. Nama serondeng digunakan sesuai dengan nama lagu yang dimainkan oleh
Musik Ajeng Betawi yang mengiri tarian ini.
d.
Tari
Sembah adalah suatu tarian untuk menyambut tamu dengan adat Betawi.
4.
Senjata
Tradisional
Badik Merupakan salah satu senjata
tradisional yang dikenal penduduk Jakarta. Parang atau golok banyak digunakan
oleh para pendekar. Sedangkan senjata terkenal lainnya adalah keris, tombak,
toya, cabang dan parang.
Jalannya sejarah sangat berpengaruh
pula kepada keanekaragaman bentuk senjata tradisional daerah Jakarta (Betawi).
Senjata badik merupakan salah satu senjata tradisioal penduduk Jakarta yang
mendapat pengaruh dari Bugis. Toya dan trisula (senjata tombak yang berujung
tiga), merupakan pengaruh dari Cina, sedangkan keris merupakan pengaruh dari
Jawa.
Senjata tradisional lainnya adalah
parang atau yang lebih dikenal dengan golok. Golok mempunyai ukuran dan wilahan
yang beragam pula. Ada yang bentuknya pendek atau panjang dan ada pula yang
tipis disamping yang tebal. Mata golok tajam sebelah. Golok diselipkan di depan
perut dan umumnya banyak dipakai oleh para pendekar.
5.
Suku :
Suku
dan marga yang terdapat di daerah Jakarta Raya adalah : Betawi, Orang Depok,
Orang Tugu, Cina, Arab, dan lain-lain.
6.
Bahasa
Daerah : Betawi
7.
Lagu
Daerah : Kicir-kicir, Jali-jali,
Surilang.
C. Objek Wisata
1. Monumen Nasional (Tugu Monas)
Inilah monumen peringatan
setinggi 132 meter (433 kaki), didirikan untuk mengenang perlawanan dan
perjuangan rakyat Indonesia dalam merebut kemerdekaan dari pemerintahan
kolonial Hindia Belanda. Monumen yang dibangun oleh Presiden Soekarno ini
bermahkotakan lidah api yang dilapisi lembaran emas.
Monas adalah tempat wisata
di Jakarta yang paling populer, sekaligus pula salah satu kebanggaan Republik
Indonesia. Monumen yang diarsiteki oleh Friedrich Silaban dan R.M. Soedarsono
ini terbuka untuk umum setiap hari sejak jam 8 pagi hingga 3 sore, kecuali pada
Senin pekan terakhir setiap bulannya ditutup untuk umum.
Di bagian dasar Monas,
terdapat Museum Sejarah Nasional Indonesia pada kedalaman 3 meter. Museum ini
berukuran luas 80 x 80 meter, dapat menampung pengunjung hingga 500 orang.
Terdapat lift yang akan membawa Anda ke puncak Monas setinggi 115 meter, Anda dapat
menyaksikan panorama Jakarta dari puncaknya. Kapasitas lift menampung paling
banyak 11 orang sekali angkut dan pelataran puncak Monas maksimal dapat
menampung hingga 50 orang.
Tiket masuk Tugu Monas
adalah sebesar Rp 5 ribu per orang (dewasa), mahasiswa Rp 3 ribu, dan anak-anak
Rp 2 ribu. Untuk menggunakan lift ke puncak Monas, Anda dapat membayar tiket
lift sebesar Rp 10 ribu per orang (dewasa) atau mahasiswa Rp 5 ribu.
2. Kepulauan Seribu
Kepulauan Seribu, salah
satu obyek wisata di Jakarta yang terdiri dari beberapa pulau kecil ini adalah
spot menarik dari antara tempat wisata lain yang masuk propinsi DKI Jakarta.
Cakupan Kepulauan Seribu
terdiri dari Pulau Harapan, Pulau Bidadari, Pulau Tidung, Pulau Pari, dan
puluhan pulau lain. Sebagian besar di antaranya menawarkan suasana santai jika
dikunjungi bersama keluarga.
Di Kepulauan Seribu, ada
banyak aktivitas yang bisa Anda lakukan, mulai dari diving, snorkeling, atau
sekedar berjalan-jalan menikmati sunset di kala senja. Ketersediaan sarana
akomodasi yang baik di Kepulauan Seribu memudahkan pengunjung yang ingin lebih
lama menkimati pengalaman wisatanya.
3. Taman Mini Indonesia Indah (TMII)
Tak
hanya populer bagi warga Jakarta, Taman Mini Indonesia Indah atau TMII adalah
pula destinasi populer bagi pengunjung dari luar Jakarta yang ingin berwisata di Jakarta. Taman
Mini Indonesia Indah adalah tempat wisata menarik di Jakarta yang cocok
dinikmati bersama keluarga. Hal ini terbukti dari ribuan pengunjung memadati
tempat wisata ini, mayoritas terdiri dari anak-anak, kaum muda, dan orang tua.
Ada
banyak wahana menarik yang ditawarkan Taman Mini Indonesia Indah, seperti Kolam
Renang Snow Bay, Taman Among Puro, tak ketinggalan pula Taman Ria Atmaja,
Kereta gantung, serta puluhan wahana lain yang menarik. Disamping wahana, TMII
juga menawarkan wisata bernuansa edukasi yang cocok untuk kemajuan pendidikan
anak.
4. Ancol Dreamland
Sempat
populer dengan nama Taman Impian Jaya Ancol, destinasi wisata yang satu ini
kini lebih familiar disebut Ancol Dreamland. Boleh jadi Ancol Dreamland adalah
icon wisata di Jakarta mengingat dalam setiap harinya, destinasi ini tak pernah
sepi dari pengunjung baik domestik maupun mancanegara.
Serupa
dengan Taman Mini Indonesia Indah, Ancol Dreamland termasuk tempat wisata di
Jakarta yang cocok dikunjungi bersama keluarga.
Letak
Ancol Dreamland cukup strategis sehingga mudah dijangkau dari berbagai arah.
Dan seperti tempat wisata untuk keluarga pada umumnya, Ancol Dreamland
menyajikan sejumlah wahana yang cocok dinikmati oleh semua golongan usia. Ada
wahana Gelanggang Samudera, Dunia Fantasi, atau Sea World yang disukai kaum
muda dan anak-anak. Tentu saja, Anda akan dikenai biaya lagi untuk menikmati
wahana-wahana yang ada di Ancol Dreamland.
Adapun
tiket masuk pintu gerbang Ancol adalah sebesar Rp 25 ribu serta tarif masuk
kendaraan Rp 20 ribu (mobil) atau motor Rp 15 ribu.
5. Pulau Tidung
Diantara
sekian banyak pulau kecil yang termasuk bagian dari Kepulauan Seribu, Pulau
Tidung mungkin tempat wisata paling menarik untuk dikunjungi. Pulau ini
memiliki garis pantai yang begitu teduh dan asri, membuat wisatawan betah
berlama-lama singgah di pulau kecil ini. Dominasi suasana yang tenang dan
nyaman tentunya sangat cocok untuk bersantai bersama teman, kerabat, dan
keluarga.
Sebagai
salah satu bagian dari wisata pantai Jakarta yang
indah, Pulau Tidung menawarkan berbagai wahana air menarik seperti Jet Sky,
Water Sport, Olahraga Kano, Banana Boat, dan masih banyak lagi. Bagi Anda yang
hobi mengunjungi tempat wisata air di Jakarta, Pulau Tidung adalah satu
destinasi favorit untuk liburan keluarga.
PROVINSI YOGYAKARTA
A. Profil Provinsi Yogyakarta
Daerah
Istimewa Yogyakarta (bahasa
Jawa: Dhaérah
Istiméwa Ngayogyakarta) adalah Daerah
Istimewa setingkat provinsi di Indonesia yang merupakan
peleburan Negara Kesultanan Yogyakarta dan Negara Kadipaten Paku Alaman. Daerah
Istimewa Yogyakarta terletak di bagian selatan Pulau
Jawa, dan
berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah dan Samudera
Hindia. Daerah Istimewa yang memiliki luas
3.185,80 km2 ini terdiri atas satu kotamadya, dan empat
kabupaten, yang terbagi lagi menjadi 78 kecamatan, dan 438 desa/kelurahan.
Menurut sensus penduduk 2010 memiliki populasi 3.452.390 jiwa dengan proporsi
1.705.404 laki-laki, dan 1.746.986 perempuan, serta memiliki kepadatan penduduk
sebesar 1.084 jiwa per km
Penyebutan
nomenklatur Daerah Istimewa Yogyakarta yang terlalu panjang menimbulkan
penyingkatan nomenklatur menjadi DI Yogyakarta atau DIY. Daerah Istimewa
Yogyakarta sering dihubungkan dengan Kota
Yogyakarta sehingga secara kurang tepat sering disebut
dengan Jogja, Yogya, Yogyakarta, Jogjakarta. Walau secara geografis merupakan
daerah setingkat provinsi terkecil kedua setelah DKI
Jakarta, Daerah
Istimewa ini terkenal di tingkat nasional, dan
internasional, terutama sebagai tempat tujuan wisata andalan setelah Provinsi
Bali. Daerah
Istimewa Yogyakarta mengalami beberapa bencana alam besar termasuk bencana gempa bumi pada
tanggal 27 Mei 2006, erupsi Gunung Merapi selama
Oktober-November 2010, serta erupsi Gunung Kelud, Jawa
Timur pada tanggal 13 Februari 2014.
Sebelum Indonesia merdeka, Yogyakarta merupakan daerah
yang mempunyai pemerintahan sendiri atau disebut Zelfbestuurlandschappen/Daerah
Swapraja, yaitu Kasultanan Ngayogyakarta
Hadiningrat dan Kadipaten Pakualaman. Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat didirikan
oleh Pangeran Mangkubumi yang bergelar Sultan
Hamengku Buwono I pada tahun 1755, sedangkan Kadipaten Pakualaman didirikan oleh
Pangeran Notokusumo (saudara Sultan Hamengku Buwono II) yang bergelar Adipati
Paku Alam I pada tahun 1813. Pemerintah Hindia Belanda mengakui Kasultanan, dan
Pakualaman sebagai kerajaan dengan hak mengatur rumah tangganya sendiri yang
dinyatakan dalam kontrak politik. Kontrak politik yang terakhir Kasultanan
tercantum dalam Staatsblaad 1942 Nomor 47, sedangkan kontrak politik
Pakualaman dalam Staatsblaad 1941 Nomor 577. Eksistensi kedua kerajaan
tersebut telah mendapat pengakuan dari dunia internasional, baik pada masa
penjajahan Belanda, Inggris, maupun
Jepang. Ketika
Jepang meninggalkan Indonesia, kedua kerajaan tersebut telah siap menjadi
sebuah negara sendiri yang merdeka, lengkap dengan sistem pemerintahannya
(susunan asli), wilayah, dan penduduknya.
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia (RI), Sri
Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku
Alam VIII menyatakan kepada Presiden RI, bahwa Daerah Kasultanan Yogyakarta, dan
Daerah Pakualaman menjadi wilayah Negara RI, bergabung menjadi satu kesatuan
yang dinyatakan sebagai Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Sri Sultan Hamengku
Buwono IX dan Sri Paku Alam VIII sebagai Kepala Daerah, dan Wakil Kepala Daerah
bertanggung jawab langsung kepada Presiden RI. Hal tersebut dinyatakan dalam:
- Piagam kedudukan Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam VIII tertanggal 19 Agustus 1945 dari Presiden RI.
- Amanat Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam VIII tertanggal 5 September 1945 (dibuat secara terpisah).
- Amanat Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Sri Paku Alam VIII tertanggal 30 Oktober 1945 (dibuat dalam satu naskah).
Dalam
perjalanan sejarah selanjutnya kedudukan DIY sebagai Daerah
Otonom setingkat Provinsi sesuai dengan maksud pasal 18 Undang-undang
Dasar 1945 (sebelum perubahan) diatur dengan Undang-undang
Nomor 22 Tahun 1948 tentang Undang-undang Pokok Pemerintahan
Daerah. Sebagai tindak lanjutnya kemudian Daerah Istimewa Yogyakarta dibentuk
dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah Istimewa Yogyakarta Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1950
sebagaimana telah diubah, dan ditambah terakhir dengan Undang-undang Nomor 9
Tahun 1955 (Lembaran Negara Tahun 1959 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Nomor
1819) yang sampai saat ini masih berlaku. Dalam undang-undang tersebut
dinyatakan DIY meliputi Daerah Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, dan Daerah
Kadipaten Pakualaman. Pada setiap undang-undang yang mengatur Pemerintahan
Daerah, dinyatakan keistimewaan DIY tetap diakui, sebagaimana dinyatakan
terakhir dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004.
Dalam
sejarah perjuangan mempertahankan kemerdekaan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), DIY mempunyai peranan yang penting.
Terbukti pada tanggal 4 Januari 1946 sampai dengan tanggal 27
Desember 1949[7] pernah
dijadikan sebagai Ibukota Negara Republik Indonesia. Tanggal 4
Januari inilah yang kemudian ditetapkan menjadi hari
Yogyakarta Kota Republik pada tahun 2010. Pada saat ini Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat
dipimpin oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Kadipaten Pakualaman
dipimpin oleh Sri Paku Alam X yang
sekaligus menjabat sebagai Gubernur, dan Wakil Gubernur DIY. Keduanya memainkan
peran yang menentukan dalam memelihara nilai-nilai budaya, dan adat istiadat Jawa dan merupakan pemersatu masyarakat Yogyakarta.
B. Keragaman Budaya
1. Rumah Adat
Rumah adat Daerah
Istimewa Yogyakarta dinamakan Bangsal Kencono Kraton Yogyakarta merupakan
sebuah bangunan Pendopo. Halamannya sangat luas, ditumbuhi tanaman dan
dilengkapi beberapa sangkar burung. Di depan Bangsal Kencono terdapat dua
patung dari Gupolo, sang raksasa yang memegang gada (sejenis alat pemukul).
2. Pakaian Adat
Pria Yogyakarta memakai
pakaian adat berupa tutup kepala (destar), baju jas dengan leher tertutup (jas
tutup) dan keris yang terselip di pinggang bagian belakang. Ia juga mengenakan
kain batik yang bercorak sama dengan sang wanita.
Sedangkan wanitanya
memakai kebaya dan kain batik. Perhiasannya berupa anting-anting, kalung, dan
cincin.
3. Tari-tarian Daerah Istimewa Yogyakarta
a. Tari Serimpi Sangupati, sebuah tarian keraton pada masa lalu disertai
suara gamelan dengan gerak tari yang lembut dan menawan hati.
b. Tari Bedaya, merupakan tarian keraton yang ditarikan oleh 9 putri dengan
irama yang lemah gemulai dan lembut.
c. Tari Beksan Nirbaya, diilhami bentuk kesenian "Edan-edanan"
salah satu bagian dari upacara keraton Yogya yang berfungsi sebagai
"penolak bala". Bentuk ini diangkat menjadi seni pertunjukan, yang
mendapat stilirasi , tanpa meninggalkan esensi dan karakter geraknya yang unik.
d. Tari Merak, suatu tari yang mengisahkan keindahan dan kebebasan alam
bebas yang dialami burung merak.
e. Tari Beksan Lawung Ageng, suatu tari yang diciptakan oleh Sri Sultan
Hamengku Buwono I, sebagai sarana untuk memupuk semangat para jiwa prajurit.
4. Senjata Tradisional
Di Yogyakarta pun kerus
merupakan senjata tradisional yang paling terkenal. Keris-keris itu diberi pula
gelar-gelar kehormatan seperti "Kanjeng Kyai Kpek" dan sebagainya.
Selain keris terdapat
pula tombak sebagai benda pusaka. Benda-benda itu sangat dihormati dan diberi
gelar kehormatan. Antara lain "Kajeng Kyai Ageng Plered", Kanjeng
Kyai Ageng Baru", "Kanjeng Kyai Gadapan" dan "Kanjeng Ageng
Megatruh".
"Kyai Plered"
mempunyai sejarah tersendiri, karena Untung Suropati berhasil menewaskan opsir
Belanda Kapten Tack dengan menggunakan "Kyai Plered" Oleh karena itu,
tombak ini dianggap keramat.
Ada pula tombak dan
keris yang disebut Tosan Aji. Tosan artinya besi dan Aji artinya dihormati
karena bertuah. Benda-benda ini biasanya dirawat baik-baik dan disimpan pada
tempat-tempat khusus. Pada saat-saat tertentu benda-benda itu dibersihkan dan
dimandikan.
5. Suku: Jawa
6. Bahasa Daerah: Jawa
7. Lagu Daerah: Pitik Tukung
C. Objek Wisata
1. Candi Prambanan
Candi Prambanan
merupakan salah satu tempat wisata di Yogyakarta yang wajib dikunjungi karena Candi
Prambanan merupakan kompleks candi Hindu yang terbesar di Indonesia. Selain
itu, Candi
Prambanan juga dihiasi
relief yang diukir mengelilingi candi dan menceritakan kisah Ramayana dan
Krishnayana. Candi Prambanan berlokasi sektiar 17 KM dari psuat kota
Yogyakarta. Apabila anda tidak membawa kendaraan pribadi, untuk mencapai Candi
Prambanan anda cukup menggunakan bus dan turun di halte Prambanan, sangat mudah
mencapai Candi Prambanan.
2. Pantai Parangtritis
Pantai Parangtritis
adalah pantai yang paling terkenal di Yogyakarta, sehingga Pantai Parangtritis
layak disebut sebagai salah satu tempat wisata di Yogyakarta yang wajib
dikunjungi. Berlokasi sekitar 25 KM di selatan pusat kota Yogyakarta, Pantai
Parangtritis adalah pantai yang berada di tepi Samudra Hindia sehingga
mempunyai karakteristik ombak dan arus yang cukup besar dan kuat. Keunikan dari
Pantai Parangtritis adalah adanya bukit pasir yang disebut gumuk di sekitar pantai.
Apabila anda ingin suatu pengalaman yang berbeda, anda dapat mencoba bermain
paralayang di Bukit Parangndog, Pantai Parangtritis.
3. Jalan Malioboro
Malioboro
merupakan nama sebuah jalan di Yogyakarta. Jalan Malioboro ini sangatlah
terkenal dan sudah menjadi salah satu tempat wisata di Yogyakarta yang wajib dikunjungi, bahkan untuk berfoto di penanda Jalan Malioboro saja kita sering
kali harus mengantri terlebih dahulu. Nama Jalan Malioboro ini berasal dari
bahasa Sansekerta dan mempunyai arti karangan bunga. Apa yang membuat Jalan
Malioboro begitu terkenal?
Jalan Malioboro
menawarkan pengalaman wisata belanja dan wisata kuliner yang tak ada habisnya.
Pada siang hari, di sepanjang Jalan Malioboro
anda akan menemukan banyak sekali penjual pakaian, tas, sandal, gantungan
kunci, kerajinan tangan, batik, aksesoris, dan barang-barang unik lainnya yang
dapat dibeli dengan harga murah. Sedangkan pada malam hari, anda akan menemukan
banyak sekali penjual makanan lesehan khas Yogyakarta di sepanjang Jalan
Malioboro.
Hal yang paling
saya sukai di Jalan Malioboro adalah adanya beberapa orang yang berpakaian
unik, misalnya berpakaian seperti prajurit, pocong, zombie, dan lain-lain. Kita
dapat berfoto dengan mereka dengan biaya sukarela.
4. Goa Jomblang
Goa Jomblang
adalah sebuah goa wisata yang berlokasi di Gunung Kidul, Yogyakarta. Goa
Jomblang merupakan goa vertikal yang mempunyai sebuah hutan purba di dalamnya.
Selain itu, apabila anda datang ke Goa Jomblang pada jam 10 sampai dengan jam
12 siang, anda akan dapat melihat cahaya menembus goa yang sering disebut
sebagai cahaya surga. Keindahan dan keunikan Goa Jomblang membuatnya menjadi
salah satu tempat wisata di Yogyakarta yang wajib dikunjungi.
5. Arung Jeram Citra Elo
Arung Jeram
Citra Elo adalah salah satu arung jeram yang ada di Yogyakarta. Arung Jeram
Citra Elo adalah arung jeram yang paling cocok untuk keluarga atau pemula
karena arusnya yang tidak berbahaya bila dibandingkan dengan sungai lain di
sekitar Yogyakarta. Selain itu Arung Jeram Citra Elo juga dapat dimainkan kapan
saja, tidak seperti sungai lain di Yogyakarta yang kebanyakan hanya dapat
diarungi pada saat musim hujan saja.
6. Keraton Yogyakarta
Keraton Yogyakarta adalah salah satu tempat wisata di
Yogyakarta yang ramai dikunjungi. Keraton Yogyakarta merupakan sebuah bangunan
bersejarah kesultanan Yogyakarta yang ditinggali oleh Sultan dan keluarganya.
Selain dapat menikmati arsitektur kesultanan kuno, anda juga dapat berkunjung
ke museum yang mempunyai koleksi barang-barang kesultanan Yogyakarta yang
sebagian merupakan hadiah dari raja Eropa. Apabila anda ingin datang
mengunjungi tempat wisata ini, datanglah agak pagi karena Keraton Yogyakarta buka
dari jam 8 pagi sampai dengan jam 2 siang saja.
7. Kebun Binatang Gembira Loka
Kebun Binatang Gembira Loka adalah sebuah tempat wisata keluarga di Yogyakarta
yang mempunyai banyak koleksi hewan dari berbagai tempat di dunia. Selain dapat
melihat dan berinteraksi dengan berbagai jenis hewan seperti selayaknya kebun
binatang pada umumnya, anda juga dapat bermain di beberapa wahana permainan yang
terdapat di Kebun Binatang Gembira Loka. Wahana permainan yang ada di Kebun
Binatang Gembira Loka yaitu kolam tangkap ikan, sepeda air, ATV, perahukayuh,
menunggang gajah, menunggang onta, dan lain-lain. Harga tiket masuk Kebun
Binatang Gembira Loka adalah 25,000 Rupiah per orang.
8. Gunung Merapi
Gunung Merapi merupakan salah satu gunung di sekitar
Yogyakarta. Gunung Merapipakan gunung yang paling terkenal di Yogyakarta, dan
merupakan salah satu lokasi favorit para pecinta alam yang hobi mendaki gunung
dan menikmati keindahan matahari terbit di puncaknya. Harga tiket masuk kawasan
wisata Gunung Merapi adalah 3,000 Rupiah per orang.
9. Candi Borobudur
Candi Borobudur yang berlokasi di Magelang adalah salah satu
primadona wisata di sekitar Yogyakarta. Terkenal hingga ke berbagai belahan
dunia, Candi Borobudur merupakan sebuah candi Buddha yang paling besar di
dunia. Berlokasi sekitar 40 KM dari Yogyakarta, Candi Borobudur
saat ini masih dikunjungi biksu yang berziarah karena Candi Borobudur adalah
sebuah monumen model dari alam semesta yang merupakan tempat suci. Untuk dapat
masuk ke area Candi Borobudur, anda diharuskan menggunakan sarung yang akan
dipinjamkan di pintu masuk Candi Borobudur. Candi Borobudur merupakan candi
yang mempunyai relief dan patung Buddha terbanyak di dunia. Walaupun bukan
berada di Jogja, Candi Borobudur selalu didatangi oleh wisatawan yang
berkunjung ke Jogja.
10. Istana Air Taman Sari
Istana Air Taman Sari adalah sebuah tempat rekreasi dan
meditasi bagi keluarga kerajaan Yogyakarta pada jaman dahulu. Selain itu,
Istana Air Taman Sari juga berfungsi sebagai benteng pertahanan terhadap musuh
yang menyerang. Saat ini, Istana Air Taman
Sari adalah salah satu tempat wisata di Yogyakarta yang terkenal karena
keunikannya. Udara di sekitar Istana Air Taman Sari juga sejuk karena terdapat
banyak kolam buatan disertai dengan kebun bunga yang berbau harum. Harga tiket
masuk Istana Air Taman Sari adalah 5,000 Rupiah.